I. JUDUL
“KERAPATAN DAN BERAT JENIS SUATU
ZAT”
II. TUJUAN
Menentukan kerapatan dan berat jenis
beberapa sample suatu zat yaitu alkohol absolute (96%), alkohol 70%, alkohol
50,%, aseton dan kloroform menggunakan piknometer.
III. DASAR TEORI
Berat jenis suatu zat adalah
perbandingan antara bobot zat disbanding dengan volume zat pada suhu tertentu
(biasanya 25o C). kerapatan (specific gravity) adalah perbandingan
antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o
/25o, 25o/4o, 4o,4o).
Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o.
Kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi, penetapan berat jenis digunakan hanya untuk cairan,
dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan berat zat di udara
pada suhu 250 terhadap berat air dengan volume dan suhu yang sama.
Bila suhu ditetapkan dalam monografi, berat jenis adalah perbandingan berat zat
di udara pada suhu yang ditetapkan terhadap berat air dengan volume dan suhu
yang sama. Bila pada suhu 250C zat berbentuk padat, tetapkan berat
jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu
pada air yang tetap pada suhu 250C.
Menurut defenisi, Kerapatan adalah
perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat terhadap berat
dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama
atau temperature yang telah diketahui dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam
gram per sentimeter kubik ( g / cm3 = g / ml ) dan dalam
satuan SI kilogram per meter kubik ( kg / m3 )
massa ( gram )
ρ =
= gram. cm-3 = M L-3
volume ( cm3 )
Air digunakan untuk standar untuk
zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan
berat jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan
yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Berbeda dengan kerapatan, berat
jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi
kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
ρ zat
d =
ρ air
Berat jenis untuk penggunaan praktis
lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap
massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain yang
telah
ditentukan.
Pengujian kerapatan dilakukan untuk menentukan 3 macam kerapatan jenis yaitu :
- Kerapatan sejati
Massa partikel dibagi volume
partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup.
- Kerapatan nyata
Massa partikel dibagi volume
partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang
tertutup.
- Kerapatan efektif
Massa parikel dibagi volume partikel
termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih
atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik
zat. Besaran ini dapat digunakan untuk pemeriksan konsentrasi dan
kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi.
Metode penentuan untuk cairan :
Metode Piknometer. Prinsip metode
ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati
cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan
piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai
keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini
terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
Metode Neraca Hidrostatik. Metode
ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam
cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak.
Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda
dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh menjadi 10
bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan penentuan
kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan
mudah dlaksanakan.
Metode areometer. Penentuan
kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam, sumbu) didasarkan pada
pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan
pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan
.
IV. ALAT
- Neraca elektrik
- Piknometer
- Termometer ruang
- Pipet tetes
- Tissue
- Waterbath
- Cawan penguap
V. BAHAN
- Aquadest
- Alkohol absolute 96%
- Alkohol 70 %
- Alkohol 50 %
- Aseton
- Kloroform
- Cera alba
VI. CARA KERJA
- Menentukan volume piknometer pada suhu percobaan
- Menimbang dengan teliti piknometer kosong dalam keadaan bersih dan kosong
- Piknometer yang telah diisi dengan aquadest sehingga penuh lalu direndam dalam air es sehingga suhunya mencapai kira-kira 2º di bawah suhu percobaan
- Piknometer ditutup dan biarkan pipa kapilernya terbuka sehingga suhunya akan naik sampai suhu percobaan.Setelah itu pipa kapilernya ditutup dengan sedikit cera alba
- Membiarkan suhu aquadest dalam piknometer sampai mencapai suhu kamar setelah itu usap air yang menempel dengan menggunakan tissue lalu menimbang piknometer dengan te liti
- Melihat tabel untuk mengetahui berapa kerapatan aquadest pada suhu percobaan
- Menghitung :
Bobot piknometer +
air : A..gram
Bobot piknometer
kosong :
B..gram –
Bobot aquadest
: C..gram
Kerapatan aquadest pada suhu
percobaan (lihat tabel) : ρ aquadest
C ( gram )
Mencari volume piknometer =
ρ aquadest ( gram / ml -1 )
= VP ml
- Menentukan kerapatan dan bobot jenis zat cair ( alkohol absolute 96%, alkohol 70%, alkohol 50%, aseton dan kloroform )
- Bersihkan piknometer sampai kering lalu diisi penuh dengan sampel misalnya diisi dengan alkohol 70%, kalau sudah penuh tutup sampai airnya tumpah keluar,cairan yang menempel tersebut diusap dengan tissue sampai kering, lalu timbang dengan teliti meggunakan neraca elektrik, misal bobot alkohol 70% yang ditimbang adalah : D gram
- Bobot piknometer kosong yang sudah diketahui dimisalkan : B gram
- Volume piknometer yang sudah diketahui dimisalkan : Vp ml
- Melihat tabel untuk mengetahui berapa kerapatan aquadest tersebut setelah diketahui suhu percobaanya
- Setelah kerapatan aquadest diketahui kemudian menghitung kerapatan dari sample tersebut, misalnya alkohol 70%, dihitung dengan cara :
D
– B ( gram)
ρ =
Vp
( ml )
= ……… gram. ml-1
- Setelah kerapatan alkohol 70% sudah dicari kemudian kita dapat menghitung berat jenis alkohol 70% tersebut dengan cara :
ρ alkohol 70%
d =
ρ aquadest
- Dengan cara yang sama seperti diatas kita dapat menentukan kerapatan dan berat jenis sampel-sampel yang lain misalnya alkohol absolute 96%, alkohol 50 %, aseton dan kloroform
VII. HASIL PRAKTIKUM
- Data pengukuran bobot jenis beberapa macam sampel percobaan
No
|
Sampel
|
Berat
piknometer kosong ( gram )
|
Berat
piknometer + sampel ( gram )
|
1
|
Aquadest
|
29,664
|
80,176
|
2
|
Alkohol
absolute 96%
|
29,664
|
70,645
|
3
|
Alkohol
70%
|
29,664
|
74,472
|
4
|
Alkohol
50%
|
29,664
|
76,402
|
5
|
Aseton
|
29,664
|
69,393
|
6
|
Kloroform
|
29,664
|
104,184
|
*Kerapatan aquadest pada saat suhu
percobaan (lihat tabel) : ρ aquadest
Tº 31,5º C = 0,995184
- Perhiitungan
Diketahui :
ρ = berat piknometer+sampel – berat
piknometer kosong
volume
piknometer
ρ sampel
d =
ρ aquadest
Ditanyakan :
- volume piknometer (Vp)
- ρ Alkohol absolute 96% & d Alkohol absolute 96%
- ρ Alkohol 70% & d Alkohol 70%
- ρ Alkohol 50% & d Alkohol 50%
- ρ Aseton & d Aseton
- ρ Kloroform & d Kloroform
Jawab :
- volume piknometer (Vp)
Bobot piknometer +
air : 80,176 gram
Bobot piknometer kosong :
29,664 gram –
Bobot aquadest
: 50,512 gram
Kerapatan aquadest pada suhu
percobaan (lihat tabel) :
ρ aquadest = Tº
31,5º C = 0,995184
50,512
( gram )
Volume piknometer =
0,995184( gram / ml -1
)
VP =
50,7564 ml
- Alkohol absolute 96 %
70,645 g – 29,664 g
-
ρ Alkohol absolute 96% =
=
0,8074 gram.ml-1
50,7564
0,8074
-
d =
= 0,8113
0,995184
- Alkohol 70%
74,472 g – 29,664 g
-
ρ Alkohol 70%
=
= 0,8828 gram.ml-1
50,7564
0,8828
-
d =
= 0,8870
0,995184
- Alkohol 50%
76,402 g – 29,664 g
-
ρ Alkohol
50%
=
= 0,9208 gram.ml-1
50,7564
0,9208
-
d =
= 0, 9252
0,995184
- Aseton
69,393 g – 29,664 g
-
ρ Aseton
=
= 0,7827
gram.ml-1
50,7564
0,7827
-
d =
= 0, 7865
0,995184
- Kloroform
104,184 g – 29,664 g
-
ρ Kloroform
=
= 1,4682 gram.ml-1
50,7564
1,4682
-
d =
= 1,4753
0,99518
VIII. PEMBAHASAN
Berat jenis suatu zat adalah
perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu
tertentu (biasanya pada suhu 25ºC), sedangkan rapat jenis (specific gravity)
adalah perbandingan antara bobot zat pada suhu tertentu ( dalam bidang farmasi
biasanya digunakan 25º/25º). Berat jenis didefenisikan sebagai
perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Harga kedua zat itu
ditentukan pada temperatur yang sama, jika dengan tidak cara lain yang khusus.
Oleh karena itu, dilihat dari defenisinya, istilah berat jenis sangat lemah.
Akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif. Berat jenis
adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1
g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi
(Berat jenis tidak memiliki satuan), dapat diubah menjadi kerapatan dengan
menggunakan rumus yang cocok.
Dalam bidang farmasi kerapatan dan
berat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis
yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas
dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula
diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat. alat yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis
dan hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis. Piknometer biasanya terbuat
dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas antara 10ml-50ml..
Untuk melakukan percobaan penetapan
bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian
dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi.
Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena
biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan,
sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya
juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki
sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat
antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik,
baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot
sesungguhnya. Setelah itu didiamkan sampai dingin dalam baskom berisi air es.
Akhirnya piknometer ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong.
Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan
aquadest, sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Pengisiannya
harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya
gelembung udara. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue.
Akhirnya piknometer yang berisi sampel ditimbang.
Adapun keuntungan dari penentuan
bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan.
Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika
proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan
menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
bobot jenis suatu zat adalah :
- Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
- Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
- Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini
didapati bahwa :
-
Volume piknometer pada suhu percobaan ( 31,5º ) adalah 50,7564 ml
-
Kerapatan dan berat jenis zat cair
- Alkohol absolute 96%
-
ρ Alkohol absolute 96% = 0,8074
gram.ml-1
-
d = 0,8113
- Alkohol 70%
-
ρ Alkohol 70%
= 0,8828
gram.ml-1
-
d = 0,8870
- Alkohol 50%
-
ρ Alkohol
50%
= 0,9208 gram.ml-1
-
d = 0, 9252
- Aseton
-
ρ Aseton
= 0,7827 gram.ml-1
-
d = 0, 7865
- Kloroform
-
ρ Kloroform
= 1,4682 gram.ml-1
-
d = 1,4753
v Terdapat penyimpangan dalam
percobaan ini. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena penyimpangannya
itu sendiri masih relatif kecil sehingga dapat diabaikan.
Adapun perbedaan hasil ini
kemungkinan disebabkan oleh :
- Kesalahan pembacaan skala pada alat
- Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya
- Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat
- Kesalahan-kesalahan praktikan seperti tidak sengaja memegang piknometer
X. DAFTAR PUSTAKA
- Dzakwan , Muhammad. 2010 . Petunjuk praktikum farmasi fisik I . Universitas Setia Budi , 1-3
- Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid I , penerbit UI ,Jakarta , 8-309-318, 454-495, 559-687
- Martin A. N ,Suargick , J. , dan cammarata , J. 1990 . Farmasi Fisika: Dasar-dasar farmasi fisika dalam ilmu farmasetika, diterjemahkan oleh Yoshita , edisi III , jilid II , penerbit UI ,Jakarta , 724-817
- Situswebsite: http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=%C2%A0makalah%C2%A0tentang%C2%A0percobaan+kerapatan+dan+berat+jenis&btnG=Penelusuran+Google&aq=o&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=
XI. DISKUSI
- Apa tujuan suhu sampel diturunkan ?
-
- Jelaskan bagaimana pengaruh suhu terhadap kerapatan dan berat jenis suatu zat ?
-